1. Pengertian Sapta Timira
Sapta Timira adalah tujuh macam kegelapan atau kemabukan yaitu gelap atau mabuk, rupa tampan/cantik, kekayaan, kepandaian, keturunan/kebangsawanan, keremajaan, minuman keras dan mabuk karena keberanian.
2. Bagian-bagian Sapta Timira
- surupa = rupa yang tampan atau cantik
- dana = harta benda atau kekayaan
- guna = kepandaian atau kepintaran
- kulina = keturunan atau kebangsawanan
- yowana = keremajaan atau keyowanaan
- sura = minuman keras atau kegelapan
- kasuran = keberaniaan atau kemenangan
3. Konsekuensi Perbuatan Sapta Timira
Jika wajah
yang tampan atau cantik bila di sertai dengan perilaku dan budi pekerti yang
luhur, maka berakibat kebaikan, kebahagiaan, dan kebanggaan bagi diri sendiri,
keluarga maupun masyarakat. Dan bila ketampanan atau kecantikan itu di sertai
dengan kesombongan dan angkuh, maka akan mengakibatkan penderitaan dan
penyesalan selama hidupnya.
Ajaran
agama hindu menganjurkan kita supaya untuk beramal dengan berdana
punia. Menolong umat yang sedang melarat dan membantu pembangunan tempat suci (pura)
adalah perbuatan yang mulia. Orang selalu beramal dan berdana punia,
hidupnya akan bahagia. Segala amalnya merupakan tabungan untuk persiapan menuju
sorga dan moksa.
Orang yang
pandai biasanya bijaksana, berwibawa, dan mampu membebaskan dirinya dari
kesengsaraan. Bila kepandaian itu digunakan untuk membohongi
orang, angkuh, dan sombong maka kepandaian itu dapat merugikan dirinya maupun
orang lain.
Keturunan
mempunyai arti yang penting dalam hidup ini, karena dengan keturunan orang dapat
di ketahui asal-usulnya, bila seseorang yang berasal dari keturunan
kebangsawanan yang terhormat, ia akan di segani oleh lingkungan dan
masyarakat.
Masa
muda harus mampu menggantungkan cita-cita yang pasti setinggi langit, karena
masa remaja biasanya tidak mempunyai ketetapan hati dan pendiriannya gampang
berubah dan mudah di pengaruhi oleh teman-temannya.
Kemabukan
yang di sebabkan oleh minuman keras membawa kepada kegelapan pikiran sehingga
tidak bisa membedakan yang baik dan yang buruk. Dan bila orang sering minum-minuman
keras, seperti wisky, bir, arak, dan brendi akan merusak saraf dan pencernaan.
Dalam hidup
ini keberanian itu sangat perlu. Karena hidup ini sesungguhnya suatu perjuangan
penuh tantangan dengan lika-liku kehidupan seperti suka duka dan pati. Dalam menghadapi
semuanya itu diperlukan keberanian yang tinggi berani membela dan
mempertahankan kebenaran adalah perbuatan yang mulia, akan membawa keberhasilan
dan kemenangan yang membanggakan. Tetapi membela pendapat sendiri yang belum
tentu benar akan menemukan kehancuran sendiri.
4. Cara Mengendalikan Diri dari Perbuatan Sapta Timira
a. Setiap gerak,tindakan itu hendaknya
mampu untuk membedakan, menimbang-nimbang dan akhirnya memilih antara yang baik
dan buruk, antara yang benar dan salah.
b. Mampu menguasai indria, bila indria
tidak mampu di kendalikan ibarat kusir menunggangi kuda binal yang tidak dapat
di kendalikan sehingga jatuh.
c. Pengendalian diri dengan
sungguh-sungguh karena pengendalian diri merupakan dasar dalam pembentukan
moral manusia dan menyempurnakan sifat manusia supaya lebih baik.
d. Menjunjung tinggi dan
melaksanakan ajaran tri kaya parisudha dengan sungguh-sungguh, yaitu gerak
pikiran, gerak perbuatan dan gerak bicara atau kata-kata.
Selain
tersebut di atas, sapta timira juga dapat di kendalikan dengan mengamalkan
ajaran dasa yama brata dan dasa nyama brata. Dasa yama brata adalah sepuluh sikap pengendalian diri
yang di bidang mental. Bagian- bagiannya adalah:
1. Anresangsia = tidak mementingkan diri sendiri
2. Ksama = suka memberi maaf
3. Satya = setia dengan panca satya
4. Ahimsa = tidak menyakiti
5. Dama = dapat menasehati dirinya sendiri
6. Arjawa = selalu bersikap jujur
7. Priti = cinta kasih terhadap sesama makhluk hidup
8. Prasada = selalu berpikir tentang kesucian
9. Madurya = ramah tamah, lemah, lembut, dan sopan santun
10. Mardawa = rendah hati dan tidak sombong